Postingan

PULANG KE RAHIM IBUNYA

 1.  sebetulnya, di sela-sela keamburadulan, ada beberapa rehat yang seharusnya dilakukan,  ada beberapa doa  yang sebenarnya tak tersesat.  2.  seharusnya, jauh sebelum melahirkan kata "berat", ada mata yang yang menunda untuk dipejam  dan ada nafas yang tak berhenti menjadi  : harapan.  3.  sebenarnya, sajak ini diperuntukkan untuk seluruh hal yang hanya butuh : pulang ! rahim ibu menunggu pulang, disana segala sesuatu menjadi air mata.

SEMENJAK

 1.   semenjak mimpi itu singgah. 2. doa yang selama ini senyap, kembali merapal  kaki yang selama ini lunglai, kembali tegak hati yang selama ini bingung, kembali tenang. 3.  delapan tahun merantau di rindu buta, sehabis dihajar habis habisan dunia, bahkan, doa tak mendarat manis di pelupuk Surga tapi semenjak mimpi itu singgah 4. di hajar lagi sama ayah.

1 NOVEMBER 2024 ( SAJAK PENTING )

 /satu/ suatu sore di detik awal November, ada  anak laki laki  mengajak langit kamarnya dan memanggil - manggil foto ayahnya, resah tak ada jawab dari apapun yang disebut : harapan. /dua/ susah meniduri sunyi dan sepi menonton dengan rapi. Sudah sampai di November begini, kenapa Ilahi tidak pernah menyetujui bahagia ini ? /tiga/ banyak orang bilang :  "hidup hanya sekali, bahagialah !" semoga orang yang bilang ini sehat sehat terus. semoga selalu menuntut amin.  /empat/ bukan ke Tuhan bukan ke ciptaannya bukan ke siapapun bukan ke doa sekalipun /lima/ Baru saja memulai November Tuhan, anak laki laki itu sudah dimana ? 

TUHAN, DIMANA KAPELA ?

 1. kisah berawal dari : doa yang tertinggal. ketika doanya yang tertinggal di kapela, sangat usang, berdebu, dan mulai beraroma tak sedap, anak kecil itu kembali ke kapela tanpa berharap. 2. perjalanan ke kapela sangat dekat tapi airmata melelahkannya, dan penyesalan membayanginya, ditambah lagi, ia masih kecil  dan menangis adalah hal yang paling ia tidak sukai. 3. sampai di dalam kapela, ia lihat altar, ia lihat lilin bernyala, ia lihat tabernakel bernyala, ia lihat singgasana imam kokoh, ia lihat mimbar sabda yang tegak,. ia lahit bangku yang tersusun rapi,  dan ia melihat salib yang melihatnya dari ia keluar dari dalam rahim ibu. Ia melihat semuanya ada. 4. ia kemudian duduk, diam begitu lama, sebelum akhirnya berangkat pulang, benar benar pulang, dan puisi ini belum selesai. tenang, semoga ada kabar baik tentang kapela. 5. belum selesai. *Paviliun Ludovikus, 2024

MENIDURI DOA

 1.  sore sekitar senja merangkak ke langit ada seorang anak ( bukan saya ) berjalan menuju sebuah toko kecil andalannya  dengan tenang ia bertanya seperti hari kemarin : "permisi, saya mau beli rokok" 2. selesai mengunjungi surga dan membawa pulang bahagia ia lupa mengantongi api yang ia sesali setibanya di kamar  3. kembali lagi ia berkata tenang : "Tuhan, kenapa bahagia ku selalu setengah ? " 4. tanpa dia sadari dia tak jadi menelanjangi rokoknya ia memilih meniduri doanya dan memeluk harapannya yang selalu singgah di waktu yang salah 5. rokoknya tak terbakar, gagal terbakar. dia ingat dengan khusyuk, bahwa dia belum bahagia sebelum api berjumpa *tapi ini bukan soal api

IN HARMONIA PROGRESSIO

MAMA 📍Ledalero

MANUSIA ITU NERAKA

 1.  neraka tidak perlu menerka-nerka  tentang neraka. 2. neraka bukan surga neraka adalah manusia manusia menjadi neraka yang gampang diterka 3.  seandainya manusia bukan neraka mungkin memiliki manusia adalah hal yang paling diingini 4. tapi sujud manusia berlari jauh  tatapan berkelana entah kemana apalagi hati yang pergi pulang melintasi kuasa realita 5. sekali lagi, manusia adalah neraka !