Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

BAPAK BELUM SELESAI

   BAPAK BELUM SELESAI Bapak, berpergian bersama Tuhan sejak beberapa waktu lalu, waktu aksara-aksara belum mahir melahirkan waktu dengan waktu belum saling mengenal. Bapak pergi dengan Tuhan, padahal aku tidak tahu ia mau kemana.   Bapak, berpergian bersama Tuhan seolah-olah rahasia antara duka yang seusia diri atau antara suka yang berumur sama. Bapak, pergi dengan Tuhan, padahal aku belum utuh.   Bapak, berpergian bersama Tuhan serasa selamanya mungkin kembali adalah nihil bahkan mungkin pulang bukan jawaban. Bapak, pergi dengan Tuhan, padahal puisi ini tidak pernah selesai.   ( mengenang jiwa bapak Athanasius Dopho )

SALAH ITU SIAPA ?

  dalam sebuah perhentian menuju perjalanan panjang ada sekian banyak tunda yang tak beralasan, adapula suasana yang tak bernama. Mengapa kata bersahabat tunda dan perhentian ?   Sewaktu sebuah ruang memenggal hasrat dan hasrat pasrah ketika memanggil jawab yang selalu begitu begitu saja. Mengapa kata mau pasrah ?   Meniduri kata rupanya agak terbilang : susah ! Ia pandai mematikan ingat , ia mahir menghidupkan lupa Bahkan, disaat itu puisiku selalu berteriak : “Tolong aku !”